Pendidikan Anak Dasar Masa Depannya



Didiklah Orang Muda
Amsal 22:6 "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu"
1.       Kata Ibrani untuk "mendidik" berarti "mengabdikan". Jadi, didikan Kristen bertujuan mengabdikan anak-anak kita kepada Allah dan kehendak-Nya. Ini tercapai dengan memisahkan mereka dari pengaruh-pengaruh jahat dunia dan dengan mengajar mereka berperilaku saleh. Akar kata yang sama juga bisa berarti "memberi atau meningkatkan kegemaran akan"; orang-tua harus mendorong anak-anak mereka agar mereka sendiri mencari Allah dan dengan demikian dapat menikmati pengalaman-pengalaman rohani yang takkan mereka lupakan.
2.       "Ia tidak akan menyimpang daripada jalan itu". Prinsip umumnya ialah bahwa seorang anak yang telah dididik dengan benar tidak akan menyimpang dari jalan saleh yang telah diajarkan orang-tuanya. Akan tetapi, hal ini bukan jaminan mutlak bahwa semua anak dari orang-tua yang takut akan Allah akan tetap setia kepada Allah dan firman-Nya. Ketika hidup di tengah masyarakat yang jahat di mana banyak umat Allah sendiri tidak setia, maka anak-anak dapat terpengaruh untuk berbuat dosa dan menyerah kepada pencobaan (lih. Yeh 14:14-20, di mana Allah berbicara tentang kemurtadan yang demikian besar sehingga bahkan orang benar seperti Nuh, Daniel, dan Ayub tidak dapat menyelamatkan anak mereka).
3.       Didiklah anak!
Pendidikan penting untuk mempersiapkan masa depan. Pendidikan akan menjauhkan orang dari kebodohan (ayat
15). Selain itu, pendidikan akan mengembangkan potensi yang terdapat di dalam diri seseorang. Pendidikan pada masa muda merupakan investasi yang tepat, yang akan memberikan manfaat besar di hari tua kelak (ayat 6). Artinya pendidikan bukan hanya berguna untuk seketika waktu saja, melainkan di sepanjang hidup. Selain itu, pendidikan memang lebih baik diberikan ketika seseorang masih sangat muda, yakni ketika ia relatif lebih mudah berubah ke arah yang lebih baik. Maka sepanjang hidup akan dia jalani sesuai dengan didikan yang telah diterima.
4.       Didikan akan memampukan orang untuk memilih jalan bijak dan bukan jalan kefasikan. Kemampuan untuk memilih itulah yang akan menentukan kesuksesan hidup. Masa didikan anak mencakup masa kanak-kanak sampai mencapai taraf kematangan/ dewasa. Namun perlu dipahami bahwa yang dimaksud dengan pendidikan bukan sekadar memberi anak makan, menyediakan pakaian dan ruang tidur yang nyaman! Bahkan memasukkan anak ke sekolah Kristen pun bukanlah pokok sebuah pendidikan! Pendidikan mencakup tindakan mengajar, menasehati, mendisiplin anak, dsb. Mendidik adalah sebuah upaya membentuk karakter hingga anak hidup takut akan Allah. Dan orang tua adalah “guru yang pertama dan utama bagi anak”
5.       Ingatlah bahwa amsal ini adalah perintah, bukan usulan! Orang tua yang tidak mendidik anak berarti membiarkan mereka menjadi perusak kehidupan. Maka orang tua harus menyadari bahwa masa untuk mendidik anak begitu terbatas dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Apabila kesempatan emas itu berlalu begitu saja, maka tentu orang tua harus mempertanggung jawabkannya di hadapan Tuhan.

Pendidikan dalam konteks ini adalah :
1. Pendidikan praktis untuk mempersiapkan anak menjadi seorang manusia dewasa yang mampu mandiri, mengembangkan segala kemampuannya sesuai dengan yang dianugerahkan Tuhan kepadanya.
2. Pendidikan rohani untuk mengenal Allah yang benar dan mengabdikan diri kepada Allah, hidup takut akan Tuhan. Dalam konteks orang Ibrani, pengajaran hukum Taurat dan pengenalan akan Yehova Allah dilakukan sedini mungkin dalam keluarga dalam segala kesempatan.
Kita orang tua tidak boleh melalaikan pendidikan kepada putra-putri kita sedini mungkin untuk mempersiapkan anak anak kita agar dapat menjadi manusia dewasa yang tangguh, mandiri, bermoral, maksimal memakai potensinya, hidup takut akan Tuhan dan memuliakan Tuhan sepanjang umur hidupnya.
Anak Belajar dari Kehidupannya
1.  Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki.
2.  Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi.
3.  Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah.
4.  Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali diri.
5.  Jika anak dibesarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah diri.
6.  Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa bersalah.
7.  Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri.
8.  Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri.
9.  Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai.
10 Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, ia belajar mengasihi.
11 Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi.
12 Jika anak dibesarkan dengan pengakuan, ia belajar mengenali tujuan.
13 Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, ia belajar kedermawanan.
14 Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia belajar
      kebenaran dan keadilan.
15 Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan.
16 Jika anak dibesarkan dengan persahabatan, ia belajar menemukan kasih
      dalam kehidupan.
17 Jika anak dibesarkan dengan ketentraman, ia belajar damai dengan pikiran.

Komentar