Belajar Dari Kisah Gideon – 1. Hakim2
6:33-40
Zaman hakim2 adalah suatu masa diantara zaman
Josua dan zaman raja2 yang diawali oleh raja Saul sebagai raja pertama.
Pada
jaman hakim2, sekali lagi umat Israel meninggalkan Allah dan beribadah kepada
dewa Baal yaitu dewa yang disembah oleh penduduk Kanaan ; bangsa Midian,
amalek, Filistine/ Palestina, dll.
Akibatnya, selama tujuh tahun Allah membiarkan suku
Midian, yang dibantu oleh suku Amalek dan suku-suku lain dari daerah timur,
untuk menyerbu dan menindas Israel.
Oleh karena ketidaksetiaan mereka kepada Allah, orang-orang Israel tidak
menikmati hasil kerja keras mereka. Selama bertahun-tahun, bangsa-bangsa kafir
yang bertetangga dengan mereka, khususnya orang Midian, menyerbu Israel pada
musim panen dengan gerombolan ”bagaikan
belalang banyaknya”.
Penjarahan orang2 Midian begitu berat
menekan orang Israel selama tujuh tahun sehingga membuat orang israel menjadi sangat melarat.
Mereka
terpaksa bersembunyi di dalam gua dan menyembunyikan hasil panen mereka di goa2 digunung agar para penyerbu tidak
dapat mengambil persediaan bahan makanan
mereka
Mereka
baru berseru kepada Allah ketika situasi sudah tidak dapat ditahan lagi (ayat
6). Orang2 Israel beriman kepada Allah tidak
berlandaskan kasih dan rasa syukur kepada-Nya, tetapi pada keinginan dan ambisi
yang mementingkan diri sendiri; mereka hanya mencari Allah pada masa-masa
krisis dan susah, apabila mereka memerlukan Allah saja. Sebagai upaya terakhir, Israel
berseru kepada Allah, dan itu pun hanya karena mereka tertindas.
(ayat 12) Allah mengutus Gideon untuk
menyelamatkan orang Israel
(ayat
14) Sewaktu diberi tahu bahwa ia yang akan membebaskan Israel,
dengan rendah hati (ayat 15) Gideon
mengutarakan keadaannya yang tidak berarti. Namun, ia diyakinkan bahwa Allah akan menyertainya.
Setelah itu, sewaktu orang Midian, bersama orang
Amalek dan orang-orang dari Timur, menyerbu Israel lagi dan berkemah di Lembah
Yizreel, Roh Allah meliputi Gideon.
Ia mengumpulkan keturunan Abi-ezer untuk berperang dan mengirim utusan ke
seluruh Manasye dan ke Asyer, Zebulon, serta Naftali, mendesak mereka untuk
bergabung bersamanya.
(ayat 36 – 40) Tetapi Gideon ingin mendapat lebih
banyak bukti bahwa Allah
menyertainya, ia meminta tanda
dari Tuhan, ia menghamparkan guntingan bulu domba di tanah tempat pengirikan
pada malam hari, ia minta supaya
bulu domba itu menjadi basah oleh embun pada keesokan paginya tetapi tanah disitu tetap kering. Maka Allah memberikan mukjizat itu
kepadanya.
(ayat 39-40) Tetapi Gideon masih ingin kepastian
melalui tanda kedua bahwa Yehuwa menyertainya. Karena itu dengan hati-hati, ia
meminta mukjizat menggunakan
guntingan bulu domba itu secara sebaliknya, dan mukjizat ini pun terjadi.
Pada
akhirnya hanya dengan 300 orang dan Gideon, Allah mengacau balaukan musuh dan
mengahancurkan mereka, Allah berperang untuk umatNya yang mengandalkan Dia.
Beberapa hal yang kita
pelajari dari kisah Gideon ini adalah :
1)
Anugerah Allah yang disediakan bagi kita. Allah selalu dan dengan tanpa syarat
siap untuk mengampuni dan menyelamatkan orang bertobat (Yes
65:1-3). Tetapi, pengampunan
Allah ini juga merupakan peringatan kepada kita bahwa kita diharapkan
untuk menunjukkan kemurahan yang sama kepada sesama. Lebih dari itu jika kita
tidak mengampuni orang lain, kita tidak dapat berharap untuk diampuni (Mat
6:15).
2)
Para pemimpin perlu bersikap rendah hati
Allahlah yang menghakimi dan menyelamatkan, bukan manusia. Kadang2 kita menganggap bahwa Allah memerlukan kita bukan orang lain, atau gereja memerlukan kita bukan orang lain; dan bahwa kita sangat dibutuhkan. Kita perhatikan bagaimana Allah memilih Gideon, orang yang paling tidak berarti dalam keluarganya dan yang paling tidak dianggap dalam sukunya.!
Allahlah yang menghakimi dan menyelamatkan, bukan manusia. Kadang2 kita menganggap bahwa Allah memerlukan kita bukan orang lain, atau gereja memerlukan kita bukan orang lain; dan bahwa kita sangat dibutuhkan. Kita perhatikan bagaimana Allah memilih Gideon, orang yang paling tidak berarti dalam keluarganya dan yang paling tidak dianggap dalam sukunya.!
3)
Tuhan tidak menerima alasan2 Gideon namun juga tidak memarahinya.
Tuhan berjanji untuk menyertainya. Sewaktu Gideon ragu dan meminta tanda
tambahan, Tuhan berkenan memberi tanda tambahan. Ini memperlihatkan kesabaran
dan pengertian Tuhan akan kelemahan kita namun Tuhan tetap meminta kita
menaati-Nya.
4)
Bahkan mereka yang dipenuhi dengan Roh Kudus kadang-kadang dapat
mengalami ketakutan dan ketidakpastian dalam situasi sulit. Pada saat-saat
seperti itu, Allah ingin mendorong kita dan memperkuat iman kita (ayat 38-40). dapat
dimengerti jika Gideon mempunyai keraguan. Lihatlah betapa sabar Allah
terhadapnya, dan memberi
dorongan semangat yang diperlukan Gideon.
5) Terakhir,
Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya justru lewat keterbatasan manusia. Dengan 300
prajurit Gideon memukul kalah 135 ribu pasukan Midian—suatu kemustahilan. Dan,
memang inilah yang ingin diperlihatkan Tuhan bahwa sesungguhnya Tuhanlah yang
memukul kalah bangsa Midian, bukan Gideon.
Dari
Gideon—dan kita semua—Tuhan hanya menuntut dua hal: beriman dan taat. Singkat
kata, dipakai Tuhan berarti menjadi alat untuk menyatakan kemuliaan Tuhan! Ia
mengajak kita semua
terlibat dalam
pekerjaanNya supaya kita semua dapat menyaksikan
kemuliaan Tuhan.
Komentar
Posting Komentar