RENUNGAN : SIAPA TINGGI, SIAPA RENDAH? Lukas 18 : 9 – 14

Donald Kraybill menulis sebuah buku yang berjudul "Kerajaan yang Sungsang". Dalam Bukunya ia hendak menyatakan betapa tata nilai yang diterapkan Yesus kerap kali berkebalikan dengan tata nilai yang dianggap wajar oleh dunia. Contohnya: orang Farisi yang taat beragama disalahkan, pemungut cukai yang menindas rakyat dibenarkan.
Orang Farisi membayar perpuluhan dengan tak bercacat. Mereka tidak merampok, tidak berzinah. Bahkan, mereka berpuasa. Namun, Yesus mengkritik mereka karena mereka merasa sudah tidak butuh belas kasihan Allah. Ketepatan mereka dalam melaksanakan hukum memberi rasa puas begitu rupa sehingga belas kasih Allah tak lagi dianggap penting.
Mereka merasa sudah beres ketika telah mematuhi semua peraturan dan ketetapan. Ada rasa bangga, lengkap, dan puas. Ini yang membedakan orang Farisi dengan si pemungut cukai yang sangat sadar bahwa ia berdosa dan membutuhkan rahmat Tuhan.
Orang Farisi bangga dengan kesuciannya, sedangkan pemungut cukai sadar akan dosanya.
Tuhan Yesus menunjukkan bahwa orang yang menyadari dosanya dan bertobat akan dibenarkan, sedangkan orang  yang puas dengan kesalehannya tidak.
Sangat baik jika kita melakukan perintah-perintah-Nya. Sangat menyenangkan bagi Tuhan jika kita tidak melanggar peraturan-Nya. Karena Itulah kehendak Tuhan. Namun, apabila kita telah mencapai hal-hal itu, jangan sampai kita kemudian "merasa saleh" hingga tidak memerlukan belas kasih Allah lagi.

Sejujurnya… dan sesungguhnya, kita sedang dan terus bergumul dengan banyak kelemahan dan kesalahan dalam diri kita sendiri. Oleh sebab itu kita tak pernah dapat hidup tanpa belas kasihan Tuhan. –

Komentar