UNTUK ANAK2KU - HARI IBU


Amsal 23:19 (TB)  Hai anakku, dengarkanlah, dan jadilah bijak, tujukanlah hatimu ke jalan yang benar.
Perhatikanlah:
Amsal 23:22-25 (TB)
22 Dengarkanlah ayahmu yang memperanakkan engkau, dan janganlah menghina ibumu kalau ia sudah tua.
23 Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian.
24 Ayah seorang yang benar akan bersorak-sorak; yang memperanakkan orang-orang yang bijak akan bersukacita karena dia.
25 Biarlah ayahmu dan ibumu bersukacita, biarlah beria-ria dia yang melahirkan engkau.

(ay. 22): “Dengarkanlah ayahmu yang memperanakkan engkau, dan yang oleh sebab itu memiliki wewenang atas dirimu dan kasih sayang untukmu, dan, engkau boleh yakin, bahwa tidak ada rancangan lain selain demi kebaikanmu sendiri.”
Kita harus menghormati bapa kita di dalam daging, yang telah memperanakkan kita dan menjadi sarana bagi keberadaan kita. Bila demikian adanya, maka jauh terlebih lagi kita harus patuh dan tunduk kepada Bapa dari roh kita, yang telah menjadikan kita dan yang merupakan Pencipta dari keberadaan kita.
Dan karena ibu juga, berdasarkan rasa kewajiban terhadap Allah dan kasih terhadap anaknya, memberinya didikan yang baik, maka janganlah anak menghina ibunya, ataupun nasihatnya, kalau ia sudah tua. Apabila sang ibu sudah tua, pastilah dalam anggapan kita, anak-anaknya sudah tumbuh dewasa. Walaupun demikian, janganlah anak-anak menyangka bahwa mereka sudah tidak perlu dididik lagi, bahkan oleh sang ibu yang sudah tua itu, tetapi hormatilah ia justru karena banyaknya tahun yang sudah ia lewati dan hikmat yang diajarkan melalui tahun-tahun itu.
Orang muda yang suka mencemooh dan bersikap kurang ajar mungkin akan menertawakan nasihat baik dari ibu yang sudah lanjut usia, dan menyangka tidak harus memperhatikan apa yang dikatakan oleh seorang perempuan tua. Namun, orang-orang seperti itu akan dimintai banyak pertanggungjawaban pada suatu hari nanti, bukan saja karena mereka sudah menyia-nyiakan nasihat yang baik, tetapi juga karena mereka sudah menghina dan mendukakan seorang ibu yang baik (30:17).

1. Adalah kewajiban anak-anak untuk berusaha sedapat mungkin menyenangkan hati orangtua mereka yang baik. Mereka wajib terus-menerus melakukannya, supaya orangtua mereka bisa bersorak-sorak karena mereka. Dengan demikian, bahkan sekalipun tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang mereka katakan bahwa tak ada kesenangan bagi mereka di dalamnya, mereka masih bersuka saat melihat anak-anak mereka berperilaku baik, seperti Barzilai yang ingin melihat Kimham mendapat kehormatan.

2. Anak-anak akan menjadi sukacita bagi orangtua mereka jika mereka benar dan bijak. Kebenaran adalah hikmat yang sejati. KoBarangsiapa berbuat baik, ia melakukannya untuk kebaikannya sendiri.
Orang-orang yang sepenuhnya demikian adalah mereka yang tidak hanya bijak (yaitu, berpengetahuan dan berpendidikan), tetapi juga benar (yaitu, jujur dan baik). Mereka tidak hanya benar (yaitu, berhati nurani dan berniat baik), tetapi juga bijak (yaitu, penuh penilaian dan pertimbangan) dalam mengatur diri mereka sendiri.
Jika anak-anak menjadi seperti itu, apalagi semua anak, maka ayah dan ibu akan senang. Mereka tidak memandang apa pun yang telah mereka lakukan atau yang tengah mereka lakukan bagi anak-anak mereka sebagai hal yang berlebihan. Mereka akan bersuka di dalam anak-anak mereka, dan bersyukur kepada Allah untuk mereka.
Khususnya ibu yang telah melahirkan mereka dengan rasa sakit dan menyusui mereka dengan perih, akan bersuka di dalam mereka. Ia menganggap dirinya sudah mendapat balasan yang setimpal. Dukacitanya bahkan terlupakan begitu saja, karena yang dihasilkannya adalah seorang anak yang bijak dan baik, menjadi berkat bagi dunia yang di dalamnya ia dilahirkan.
👪SELAMAT HARI IBU👩

Komentar