DOA DAN UCAPAN SYUKUR

Doa dan Ucapan Syukur
Filipi 4:2-9 (TB)
Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
https://alkitab.app/v/248cf62301ab
Matius 6:25 (TB) “Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
https://alkitab.app/v/eeb96c59fb2f
Sebagai penangkal ampuh melawan kekhawatiran yang menggelisahkan, Rasul Paulus menyarankan supaya kita berdoa senantiasa: Nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
 “Doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” Ini adalah jawaban kunci untuk kekuatiran—yaitu doa, untuk orang lain dan untuk diri kita sendiri, dipadukan dengan ucapan syukur.
Sangat sering Paulus menggunakan istilah “ucapan syukur dikombmbinasikan dengan doa dalam nasehat2 nya( Ef 5:20; Kol 4:2; 1Tes 5:17-18; 1Tim 2:1).
1. Kita tidak hanya harus memelihara waktu-waktu untuk berdoa, tetapi juga harus berdoa setiap ada keperluan: Ketika apa saja membebani hati kita, roh kita, maka kita harus menenangkan pikiran kita dengan doa. Ketika urusan-urusan kita menjadi kacau atau berantakan, kita harus mencari petunjuk dan dukungan dalam doa.
2. Kita harus memadukan ucapan syukur dengan segala doa dan permohonan kita. Kita tidak hanya harus meminta segala kebutuhan kita, tetapi juga harus memiliki tanda terima rahmat, yaitu ucapan syukur.
Ucapan syukur dan ketekunan adalah dua elemen yang mendasar dalam doa yang tepat. Tuhan tahu apa yang kita butuhkan tetapi Dia menginginkan persekutuan dan kepercayaan terwujud dalam doa.
Jadi, Satu-satunya cara tepat untuk melenyapkan kekhawatiran adalah berdoa, karena prinsip 2 berikut:
1. Dalam doa kita memperbaharui dan meRefresh / menyegarkan rasa percaya kita kepada kesetiaan Tuhan, dan menyerahkan segala kecemasan dan persoalan kita kepada Dia yang memelihara kita (Mat 6:25-34; 1Pet 5:7).
2. Sebagai hasilnya, Damai sejahtera Allah akan terus tumbuh dan melimpah dalam hati dan pikiran kita, sebagai akibat dari persekutuan kita dengan Yesus Kristus (ayat Fili 4:6-7; Yes 26:3; Kol 3:15).
3. Dengan demikian Allah menguatkan kita untuk melakukan segala perkara yang Ia inginkan dari kita (ayat Fili 4:13; Ef 3:16
4. Doa berarti mempersembahkan keinginan-keinginan kita kepada Allah, atau memberitahukan kepada Nya:
Nyatakanlah keinginanmu kepada Allah. Bukan berarti bahwa Allah perlu diberi tahu kebutuhan-kebutuhan atau keinginan-keinginan kita, sebab Ia mengetahuinya secara lebih baik daripada yang bisa kita katakan kepada-Nya.
Tetapi Ia ingin mengetahuinya langsung dari kita, dan mau supaya kita menunjukkan perhatian dan kepedulian kita, mengungkapkan penghargaan kita terhadap rahmat-Nya dan rasa kebergantungan kita kepada-Nya.

Sampai saat ini kita umat manusia, dan juga orang Kristen tidak pernah bebas dari masalah. Persis saat ini ketika dunia dilanda keterpurukan, kemerosotan secara global. Wabah penyakit yang disebabkan virus yang menyapu rata seluruh muka bumi dan manusia hidup dalam bayang2 kematian, ketakutan dan kekuatiran. Kemerosotan ekonomi melanda semua negara dan banyak masyarakat menjadi miskin secara tiba2. Krisis moral yang semakin dalam, pertikaian dan peperangan antar negara.
Dalam hidup yang demikian, Paulus memberikan beberapa nasihat untuk hidup di dalam situasi seperti itu.
Pertama, di tengah masalah dan ancaman kita diajak untuk memelihara kesatuan dan kesehatian di antara umat Tuhan (2-3). Pandangan duniawi adalah berusaha untuk mencari kepentingan pribadi tanpa menghiraukan orang lain. Namun, Paulus mengajarkan yang sebaliknya, para pemimpin jemaat harus senantiasa mempererat kesatuan di antara jemaat dan saling memperhatikan kepentingan sesamanya.
Kedua, tetap bersukacita dan berbuat baik (4-5). Di tengah-tengah kesulitan, hanya sedikit orang yang mau berbuat baik bagi sesamanya, karena orang lebih cenderung memikirkan dirinya sendiri. Namun, umat Tuhan dipanggil justru untuk menyatakan kebaikan kepada sesama, dalam keadaan apapun. Tentu saja ini bukan pamer perbuatan baik untuk mendapat pujian orang, tetapi untuk menyatakan berkat Tuhan buat sesama.
Ketiga, tidak khawatir, melainkan menyatakan segala keinginan hati kita kepada Tuhan di dalam doa. Jika kita hidup di dalam kekhawatiran maka kita akan tunduk dan dikuasai oleh kekhawatiran itu. Teapi Jika kita berdoa dan bergantung kepada Tuhan, maka damai sejahtera Tuhanlah yang akan mengendalikan dan memimpin hati dan pikiran kita.
Keempat, memikirkan dan melakukan segala sesuatu yang baik, seperti yang telah diajarkan Paulus (8-9). Berpikir mengenai hal-hal yang baik dan mulia adalah langkah pertama untuk tidak dikuasai masalah. Namun, agar dapat lolos dan menjadi pemenang, kita perlu mempraktikkan semua pikiran baik tersebut.
Karena itu marilah kita mengambil sikap yang positif di tengah-tengah arus dunia yang cenderung semakin negatif ini. Ingat, sikap positif itu bukan berdasarkan akal budi kita semata melainkan berdasarkan pada janji firman-Nya! Amin..

Komentar