JANGAN MEMEGAHKAN DIRI - Ayat Pokok: 1 Korintus 1:26-30


Kamus Besar Bahasa Indonesia: akar megah :
/v/ membanggakan (membesarkan, menyombongkan) diri; berlaku ingin lebih megah dp yg lain
*memegahkan* /v/ membanggakan: /orang itu suka - kekayaannya; - diri/;
*kemegahan* /n/ hal (keadaan) megah; kemuliaan; kemasyhuran; kebesaran

Allah mempunyai sudut pandang berbeda dari manusia.  Manusia bisa memandang dan menilai seseorang maupun diri sendiri dari berbagai sudut yang menurutnya baik.  Akan tetapi Allah melihat dan memilih hal-hal yang justru dianggap rendah oleh manusia. 
 Hans Olofson (swedia)menuliskan : Sebagaimana layaknya anak laki-laki pada umumnya, ketika kecil saya suka sekali main bola.  Setiap ada waktu luang, saya pasti ada di lapangan hijau – sedang tekun berlatih main bola.  Saya merasa sayalah pemain bola terhebat di sekolah.
      Ketika tiba saatnya pemilihan tim sepakbola untuk satu pertandingan persahabatan dengan tim dari sekolah lain, kami dikumpulkan di aula.  Saya sangat yakin, saya lah orang pertama yang akan dipilih dan dipanggil oleh pelatih............  Namun apa yang terjadi? 
Saya tertunduk dan menjadi sangat kecewa, saat nama saya tak juga kunjung dipanggil. 
Bukankah saya pemain terbaik di antara yang lain??
 Demikianlah manusia hanya bisa menilai dari apa yang tampak di permukaan.  Bahkan manusia sering cenderung menilai dirinya jauh lebih tinggi dari nilai yang sesungguhnya. 
Tetapi puji Tuhan!  Allah memiliki sudut pandang yang jauh berbeda dan bertolak belakang dari penilaian manusia. 
(27, 28) Pilihan Allah bertolak belakang dari pilihan manusia:
“Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti.”
        Mengapa Allah malah memilih yang bodoh, lemah, tak terpandang dan hina?  Apakah Allah tidak menyukai kelompok orang berhikmat, kuat dan terpandang?  Tidak!  Dia adalah Allah yang mengasihi semua manusia – tak ada yang terkecuali – Yohanes 3:16.  Lalu mengapa?
1 -  jika Ia hanya memilih yang pandai, berhikmat, kuat, terpandang, kaya, berkedudukan tinggi, gagah dan cantik, maka orang-orang ‘biasa’ macam saudara dan saya tidak akan ada yang terpilih!
2 -  “supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah.”
Yang ingin Allah tekankan disini ialah:
1 - Jangan megahkan/menyombongkan diri; jangan merasa diri lebih dari orang lain;
2 - Tetaplah bersandar & berharap pada Tuhan, sebab Dialah Sumber segala sesuatu.
 Yang dipilih Allah adalah mereka yang sungguh-sungguh mengasihi Dia – bukan yang pandai, kuat atau terpandang.  Dan kalau Allah memilih, Ia akan memperlengkapi saudara dan saya dengan kuasa dan kemampuan!
Yak 4:16
    Mereka yang menentukan tujuan hidup dan berhasil mencapainya, mempunyai kecenderungan untuk bermegah. Memegahkan diri didasarkan pada anggapan salah bahwa apa saja yang di capai, itu adalah usaha diri sendiri, bukan dengan pertolongan Allah dan orang lain.
    Hidup dan kerdja itu sendiri bukan dosa. Tetapi berlebih-lebihan membanggakan hidup dan kerdja itulah jang dosa.

  Samuel Morse. adalah seorang pelukis, hingga dia berusia sekitar empat puluh tahun. Hanya setelah dia berusia empat puluh tahun dia berpaling ke dunia ilmu pengetahuan dan kemudian menemukan magnet telegraf. Pada saat dia masih muda, orang-orang memujinya karena lukisannya. Dan ketika dia berusia dua puluh tahun, ayahnya memutuskan untuk mengirim dia ke London, sehingga dia dapat bekerja di Royal Academy, sehingga dia dapat menjadi seorang pelukis yang hebat.
Dia mengambil lukisannya yang terbaik dan pergi ke London dan mempersembahkannya kepada Benjamin West yang sudah tua, seniman terkemuka yang merupakan presiden dari Royal Academy. Dan ketika, dia mempersembahkan lukisannya dengan sangat bangga kepada Benjamin West,
      Orang tua yang hebat itu melihatnya dan dia berkata, “Nak, itu sudah cukup baik. Tetapi, pergilah dan selesaikanlah.” Dan orang muda itu membalas, “Mengapa tuan, saya telah menyelesaikannya.”
Oh tidak,” kata seniman tua itu, “Lihat di sini dan sini dan di sini.”
Dan kemudian, Samuel Morse pergi dan dia mengerjakannya dengan cermat untuk minggu berikutnya, dan dia membawa kembali lukisannya kepada presiden dari Royal Academy.
Dan presiden Royal Academy melihatnya dan berkata, “Kamu telah melakukannya dengan sangat baik, anakku. Tetapi selesaikanlah lukisan itu. Pergi dan selesaikanlah.”
Dan pemuda itu membalas, “Tetapi tuan, saya telah menyelesaikannya.”
Dan seniman terkemuka itu berkata, “Lihat di sini, artikulasi dari otot ini. Lihat ini, tanda-tanda dari sambungan ini dan di sana serta di sana. Pergi, selesaikanlah itu.”
     Kemudian Samuel Morse mengambil lukisannya dan mengerjakannya selama tiga hari dan membawanya kembali.
Dan presiden dari Royal Academy melihatnya dan berkata, “Lukisan ini hampir selesai dengan sempurna. Sudah sangat baik. Tetapi kamu harus menyelesaikannya.” Dan orang muda itu membalas, “Tuan, saya tidak dapat menyelesaikannya.
    Dan ketika dia menyampaikannya, seniman tua itu meletakkan tangannya di bahu anak muda itu dan berkata, “Nak, aku telah cukup menguji kamu. Kamu telah belajar sebuah pelajaran bahwa kamu tidak akan pernah memiliki hasil yang cukup meskipun kamu memulai seribu pekerjaan. Bagaimanapun kita melakukannya, betapapun baiknya dan betapapun bagusnya, itu belum yang terbaik yang kita lakukan, dan hal itu harus tetap  membuat kita rendah hati.”

  Manusia diciptakan Tuhan bukan untuk mencari kemegahan diri dan seolah-olah bisa melakukan semuanya sendiri tanpa Dia. Bagaimanapun juga manusia selalu membutuhkan pertolongan dan penyertaan Tuhan di dalam hidupnya.

2Kor 12:9 Mendorong kita untuk bermegah di dalam kelemahan kita dan ketergantungan kita kepada kasih karunia Allah.
Kuasa Kristus merupakan satu-satunya sumber pertolongan Paulus dalam hidupnya. Penderitaannya mendorong dia hanya bergantung sepenuhnya pada Yesus. Penderitaan memang merupakan keinginan Tuhan agar kita bergantung sepenuhnya kepada Tuhan dari pada kemampuan kita sendiri.

Komentar