Mazmur 133:1-3 (TB) Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.
Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
https://alkitab.app/v/f9a51d654c70
Kasih Persaudaraan (133:1-3)
Mazmur ini adalah pujian singkat yang menghargai tinggi persatuan dan kasih persaudaraan
Sebagian orang menduga bahwa Daud menulis mazmur ini ketika terjadi persatuan di antara suku-suku Israel sewaktu mereka semua berkumpul dan sepakat mengangkatnya menjadi raja.
saudara-saudara diam bersama dengan rukun, bukan saja tidak bertengkar dan melahap satu sama lain, tetapi juga bersuka satu dengan yang lain dengan saling mengasihi, dan mengusahakan kesejahteraan satu sama lain dengan saling melayani.
Kadang-kadang, sebagai cara terbaik untuk menjaga kerukunan, saudara-saudara memilih hidup terpisah dan jauh satu sama lain. Itu memang dapat mencegah permusuhan dan pertengkaran (Kej. 13:9), tetapi sungguh baik dan indah apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun, dan dengan demikian diam dalam persatuan, bahkan berdiam sebagai satu kesatuan (begitulah sebagian orang membaca ayat ini), berdiam sebagai satu hati, satu jiwa, dan satu kepentingan.
Daud mempunyai banyak anak dari banyak istri. Ada kemungkinan ia menulis mazmur ini juga untuk mengajar mereka, dan untuk mengajak mereka agar mengasihi satu sama lain, dan, seandainya saja mereka melakukan ini, maka banyak dari kejahatan-kejahatan yang timbul di dalam keluarganya pasti sudah dapat dihindarkan dengan baik. Suku-suku Israel sudah lama menjalankan kepentingan sendiri-sendiri selama pemerintahan Hakim-hakim, dan sering kali hal ini berdampak buruk. Tetapi karena sekarang mereka bersatu di bawah satu pemimpin, ia ingin agar mereka merasakan betapa kerukunan ini adalah demi keuntungan mereka sendiri. Terutama karena sekarang tabut Allah sudah tinggal tetap, dan bersamaan dengan itu menjadi tempat mereka berkumpul untuk beribadah bersama-sama dan pusat dari kesatuan mereka.
Belakangan ini kehidupan masyarakat tidak lagi diwarnai sikap saling menghormati dan saling menghargai. Sebaliknya, sikap saling curiga dan saling memfitnah semakin bertumbuh subur. Kehidupan semacam ini tidak saja menghancurkan persatuan dan kesatuan, tetapi juga semakin menjauhkan berkat Tuhan dalam kehidupan umat. Dimanakah kerukunan dalam kehidupan persekutuan itu ditempatkan? Tempat seharusnya bagi kerukunan umat ada di dalam lingkup keluarga, gereja (antardenominasi dan dalam denominasi), masyarakat (antarras, suku, dan agama). Bila dalam hal yang disebutkan ini kerukunan sama sekali tidak mendapat tempat, kehidupan keluarga, gereja, dan masyarakat jauh dari jamahan anugerah Allah.
Makna kerukunan. Mazmur ini melukiskan dua hal sebagai dampak positif dari persatuan dan kerukunan.
Pertama, seperti minyak yang meleleh ke janggut. Dalam tradisi Perjanjian Lama, minyak dipakai untuk sesuatu yang bernilai sakral, kudus, misalnya mengurapi imam. Selain itu, minyak juga melambangkan kesukaan. Artinya, kerukunan dan persatuan menjaga kekudusan jemaat dan kesukaan mengalir rata ke semua pihak. Kedua, seperti embun yang melambangkan penyegaran kehidupan. Berkat dan kehidupan sebagai dampak positif kerukunan akan terpancar dan dialami oleh mereka yang hidup dalam kerukunan. Doakan dan usahakanlah terus kerukunan dalam kehidupan keluarga, gereja, masyarakat, dan bangsa kita, niscaya berkat dan kehidupan dari Tuhan seperti minyak yang meleleh dan embun yang turun menjadi pengalaman umat selama-lamanya.
Renungkan: Tempatkan sejenak diri Anda dalam persaudaraan yang diungkapkan pemazmur. Bayangkan suatu suasana yang aman dan damai! Bandingkan dengan keadaan sekarang! Apa yang seharusnya Anda lakukan agar keluarga, gereja, dan masyarakat mengalami persaudaraan yang indah?
3 pengertian kebersamaan di dalam iman Kristen yaitu :
1. Sikap hati untuk menerima orang lain apa adanya.
Seseorang yang mampu menerima keberadaan orang lain adalah seseorang yang memiliki jiwa besar dan mental yang kuat. Sebab di dalam keberadaan hidupnya ia sangat memahami bahwa dirinya bukanlah manusia yang sempurna dan serba bisa.
Ia hanya mau melakukan ketaatan pada perintah Tuhan Yesus untuk saling mengasihi dan tidak menghakimi. Kerendahan hati menjadi mutlak yang ia lakukan ( Efesus 5 : 21, Filipi 2 : 3b )
2. Kesiapan untuk berkorban demi kepentingan orang lain
Sebuah sikap yang bagi manusia dunia adalah kebodohan sebab mana mungkin kita harus susah demi melihat orang lain bahagia….Belum tentu ketika kita telah berkorban maka orang lain akan menghargai pengorbanan kita…
Sebuah pemikiran yang wajar terjadi sebab biasanya sikap yang sering terjadi adalah kita mengorbankan orang lain demi keinginan,kemauan dan kesenangan diri sendiri.
Sebagai anak Tuhan yang telah lahir baru dan memperoleh pengampunan, tentunya kita akan belajar arti sebuah
pengorbanan dari Tuhan Yesus Kristus. Ia rela mati demi semua manusia di dunia ( Yohanes 3 : 16 ), tidak ada pengecualian.
Kalau Yesus Kristus sendiri mati tanpa pengecualian bagi setiap manusia, apakah kita juga enggan berkorban untuk orang lain ??
Sebuah perenungan bahwa ketika kita rela berkorban bagi orang lain maka tanpa kita sadari orang lain akan melihat mujizat Tuhan, orang lain menjadi terberkati melalui pengorbanan kita….( bukankah kita adalah surat Kristus yang hidup ??? 2 Korintus 3 : 3 )
3. Keinginan untuk melihat orang lain maju dan berhasil
Dunia saat ini terlebih saat pandemic covid 19 terjadi, banyak orang – orang yang senang melihat orang lain jatuh dan binasa karena barangkali ada iri hati, sakit hati dan perasaan balas dendam.
Tetapi tentunya sebagai anak-anak Tuhan, kita harus mempunyai keinginan untuk melihat kehidupan orang lain maju dan berhasil dan bukan justru merasa bahagia ketika seseorang terjatuh. Kita harus senang dan bangga melihat rumah tangga, karier dari teman seiman atau bahkan orang yang menganggap kita musuh lebih berhasil dan maju.
Ketika seorang saudara, teman diberkati maka kitapun bahagia dan terberkati sebab hidupnya pasti menjadi saluran berkat untuk orang lain atau bahkan diri kita juga.
Kebersamaan dalam suka dan duka bagi orang Kristen akan mendatangkan berkat yang berlimpah ( Mazmur 133 ayat 1 dan 3 b : “..sungguh alangkah baiknya dan indahnya apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun !.... sebab ke sanalah Tuhan memerintahkan berkat,…” )
Kesimpulan : Setiap anak Tuhan harus hidup untuk saling menguatkan, saling melayani dan memiliki pemikiran bahwa kita saling membutuhkan satu dengan yang lain supaya berkat-berkat istimewa menjadi bahagian hidup kita, amiin…
Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.
Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
https://alkitab.app/v/f9a51d654c70
Kasih Persaudaraan (133:1-3)
Mazmur ini adalah pujian singkat yang menghargai tinggi persatuan dan kasih persaudaraan
Sebagian orang menduga bahwa Daud menulis mazmur ini ketika terjadi persatuan di antara suku-suku Israel sewaktu mereka semua berkumpul dan sepakat mengangkatnya menjadi raja.
saudara-saudara diam bersama dengan rukun, bukan saja tidak bertengkar dan melahap satu sama lain, tetapi juga bersuka satu dengan yang lain dengan saling mengasihi, dan mengusahakan kesejahteraan satu sama lain dengan saling melayani.
Kadang-kadang, sebagai cara terbaik untuk menjaga kerukunan, saudara-saudara memilih hidup terpisah dan jauh satu sama lain. Itu memang dapat mencegah permusuhan dan pertengkaran (Kej. 13:9), tetapi sungguh baik dan indah apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun, dan dengan demikian diam dalam persatuan, bahkan berdiam sebagai satu kesatuan (begitulah sebagian orang membaca ayat ini), berdiam sebagai satu hati, satu jiwa, dan satu kepentingan.
Daud mempunyai banyak anak dari banyak istri. Ada kemungkinan ia menulis mazmur ini juga untuk mengajar mereka, dan untuk mengajak mereka agar mengasihi satu sama lain, dan, seandainya saja mereka melakukan ini, maka banyak dari kejahatan-kejahatan yang timbul di dalam keluarganya pasti sudah dapat dihindarkan dengan baik. Suku-suku Israel sudah lama menjalankan kepentingan sendiri-sendiri selama pemerintahan Hakim-hakim, dan sering kali hal ini berdampak buruk. Tetapi karena sekarang mereka bersatu di bawah satu pemimpin, ia ingin agar mereka merasakan betapa kerukunan ini adalah demi keuntungan mereka sendiri. Terutama karena sekarang tabut Allah sudah tinggal tetap, dan bersamaan dengan itu menjadi tempat mereka berkumpul untuk beribadah bersama-sama dan pusat dari kesatuan mereka.
Belakangan ini kehidupan masyarakat tidak lagi diwarnai sikap saling menghormati dan saling menghargai. Sebaliknya, sikap saling curiga dan saling memfitnah semakin bertumbuh subur. Kehidupan semacam ini tidak saja menghancurkan persatuan dan kesatuan, tetapi juga semakin menjauhkan berkat Tuhan dalam kehidupan umat. Dimanakah kerukunan dalam kehidupan persekutuan itu ditempatkan? Tempat seharusnya bagi kerukunan umat ada di dalam lingkup keluarga, gereja (antardenominasi dan dalam denominasi), masyarakat (antarras, suku, dan agama). Bila dalam hal yang disebutkan ini kerukunan sama sekali tidak mendapat tempat, kehidupan keluarga, gereja, dan masyarakat jauh dari jamahan anugerah Allah.
Makna kerukunan. Mazmur ini melukiskan dua hal sebagai dampak positif dari persatuan dan kerukunan.
Pertama, seperti minyak yang meleleh ke janggut. Dalam tradisi Perjanjian Lama, minyak dipakai untuk sesuatu yang bernilai sakral, kudus, misalnya mengurapi imam. Selain itu, minyak juga melambangkan kesukaan. Artinya, kerukunan dan persatuan menjaga kekudusan jemaat dan kesukaan mengalir rata ke semua pihak. Kedua, seperti embun yang melambangkan penyegaran kehidupan. Berkat dan kehidupan sebagai dampak positif kerukunan akan terpancar dan dialami oleh mereka yang hidup dalam kerukunan. Doakan dan usahakanlah terus kerukunan dalam kehidupan keluarga, gereja, masyarakat, dan bangsa kita, niscaya berkat dan kehidupan dari Tuhan seperti minyak yang meleleh dan embun yang turun menjadi pengalaman umat selama-lamanya.
Renungkan: Tempatkan sejenak diri Anda dalam persaudaraan yang diungkapkan pemazmur. Bayangkan suatu suasana yang aman dan damai! Bandingkan dengan keadaan sekarang! Apa yang seharusnya Anda lakukan agar keluarga, gereja, dan masyarakat mengalami persaudaraan yang indah?
3 pengertian kebersamaan di dalam iman Kristen yaitu :
1. Sikap hati untuk menerima orang lain apa adanya.
Seseorang yang mampu menerima keberadaan orang lain adalah seseorang yang memiliki jiwa besar dan mental yang kuat. Sebab di dalam keberadaan hidupnya ia sangat memahami bahwa dirinya bukanlah manusia yang sempurna dan serba bisa.
Ia hanya mau melakukan ketaatan pada perintah Tuhan Yesus untuk saling mengasihi dan tidak menghakimi. Kerendahan hati menjadi mutlak yang ia lakukan ( Efesus 5 : 21, Filipi 2 : 3b )
2. Kesiapan untuk berkorban demi kepentingan orang lain
Sebuah sikap yang bagi manusia dunia adalah kebodohan sebab mana mungkin kita harus susah demi melihat orang lain bahagia….Belum tentu ketika kita telah berkorban maka orang lain akan menghargai pengorbanan kita…
Sebuah pemikiran yang wajar terjadi sebab biasanya sikap yang sering terjadi adalah kita mengorbankan orang lain demi keinginan,kemauan dan kesenangan diri sendiri.
Sebagai anak Tuhan yang telah lahir baru dan memperoleh pengampunan, tentunya kita akan belajar arti sebuah
pengorbanan dari Tuhan Yesus Kristus. Ia rela mati demi semua manusia di dunia ( Yohanes 3 : 16 ), tidak ada pengecualian.
Kalau Yesus Kristus sendiri mati tanpa pengecualian bagi setiap manusia, apakah kita juga enggan berkorban untuk orang lain ??
Sebuah perenungan bahwa ketika kita rela berkorban bagi orang lain maka tanpa kita sadari orang lain akan melihat mujizat Tuhan, orang lain menjadi terberkati melalui pengorbanan kita….( bukankah kita adalah surat Kristus yang hidup ??? 2 Korintus 3 : 3 )
3. Keinginan untuk melihat orang lain maju dan berhasil
Dunia saat ini terlebih saat pandemic covid 19 terjadi, banyak orang – orang yang senang melihat orang lain jatuh dan binasa karena barangkali ada iri hati, sakit hati dan perasaan balas dendam.
Tetapi tentunya sebagai anak-anak Tuhan, kita harus mempunyai keinginan untuk melihat kehidupan orang lain maju dan berhasil dan bukan justru merasa bahagia ketika seseorang terjatuh. Kita harus senang dan bangga melihat rumah tangga, karier dari teman seiman atau bahkan orang yang menganggap kita musuh lebih berhasil dan maju.
Ketika seorang saudara, teman diberkati maka kitapun bahagia dan terberkati sebab hidupnya pasti menjadi saluran berkat untuk orang lain atau bahkan diri kita juga.
Kebersamaan dalam suka dan duka bagi orang Kristen akan mendatangkan berkat yang berlimpah ( Mazmur 133 ayat 1 dan 3 b : “..sungguh alangkah baiknya dan indahnya apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun !.... sebab ke sanalah Tuhan memerintahkan berkat,…” )
Kesimpulan : Setiap anak Tuhan harus hidup untuk saling menguatkan, saling melayani dan memiliki pemikiran bahwa kita saling membutuhkan satu dengan yang lain supaya berkat-berkat istimewa menjadi bahagian hidup kita, amiin…
Shalom bapak, ibu dan saudara/i yang dikasihi oleh Tuhan. Apakah ada diantara bapak, ibu maupun saudara/i yang pernah mendengar tentang Shema Yisrael dan V'ahavta? Kalimat pernyataan keesaan YHWH ( Adonai/ Hashem ) dan perintah untuk mengasihiNya yang dapat kita temukan dalam Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 6 yang juga pernah dikutip oleh Yeshua/ ישוע/ Yesus di dalam Injil khususnya dalam Markus 12 : 29 - 31, sementara perintah untuk mengasihi sesama manusia dapat kita temukan dalam Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18. Mari kita pelajari cara membacanya satu-persatu seperti yang akan dijabarkan di bawah ini :
BalasHapusUlangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 6, " שְׁמַ֖ע יִשְׂרָאֵ֑ל יְהֹוָ֥ה אֱלֹהֵ֖ינוּ יְהֹוָ֥ה ׀ אֶחָֽד׃. וְאָ֣הַבְתָּ֔ אֵ֖ת יְהֹוָ֣ה אֱלֹהֶ֑יךָ בְּכׇל־לְבָבְךָ֥ וּבְכׇל־נַפְשְׁךָ֖ וּבְכׇל־מְאֹדֶֽךָ׃. "
Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " Shema Yisrael! YHWH [ Adonai ] Eloheinu, YHWH [ Adonai ] ekhad. V'ahavta e YHWH [ Adonai ] Eloheikha bekol levavkha uvkol nafshekha uvkol me'odekha
Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18, " וְאָֽהַבְתָּ֥ לְרֵעֲךָ֖ כָּמ֑וֹךָ. "
Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " V'ahavta l'reakha kamokha "
Untuk artinya dapat dilihat pada Alkitab LAI.
Terkadang pula ada sisipan kalimat Barukh seperti ini setelah diucapkannya Shema
" . בָּרוּךְ שֵׁם כְּבוֹד מַלְכוּתוֹ לְעוֹלָם וָעֶד. "
( Barukh Shem kevod malkuto, le'olam va'ed, artinya Diberkatilah Nama yang mulia, KerajaanNya untuk selamanya )
Semoga bermanfaat.
🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜🕯️🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🕍✝️🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🐏🐑🐐🐂🐎🦌🐪🐫🦁🦅🕊️🐍₪🇮🇱